Thursday, September 27, 2018

BIOLOGI DAN HISTOLOGI KULIT 1

by : dr. Sari Eka Pratiwi


Kulit merupakan organ terluar yang berfungsi sebagai pelindung terhadap cidera, kekeringan dan infeksi, pengatur suhu tubuh, mengabsorbsi sinar UV untuk sekresi vitamin D, dan kulit mengandung reseptor untuk perabaan, temperatur, dan rangsang nyeri. Luas kulit orang dewasa kira-kira seberat 15% dari berat badan. Kulit memiliki struktur yang sangat kompleks, elastis dan sensitif, yang bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras dan lokasi pada tubuh.

Secara histologis, kulit dibedakan atas lapisan epidermis, dermis (true skin) dan lapisan hipodermis (subkutan). Berikut ini penjelasan masing-masing lapisan tersebut:
  • Lapisan epidermis, merupakan lapisan terluar kulit yang berasal dari ektodermal dan diklasifikasikan sebagai epitel gepeng dengan lapisan tanduk. Epidermis terdiri dari keratinosit, melanosit, sel langerhans dan sel merkel. Lapisan epidermis : stratum korneum, stratum lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum, dan stratum basale.
  • stratum korneum (lapisan tanduk), terdiri dari 15-20 lapisan sel gepeng yang mati, tidak berinti, dan protoplasma nya berubah menjadi keratin.
  • stratum lusidum, suatu lapisan jernih, dengan sel gepeng tanpa inti dengan protoplasma yang berubah menjadi protein yang disebut eleidin. Lapisan ini hanya terdapat pada kulit telapak tangan dan kaki.
  • stratum granulosum, terdiri dari 3-5 lapisan keratinosit gepeng mengandung granula keratohyalin, berkas filamen keratin (tonofilamen) dan terkandung granula bersalut membran. Lapisan ini tampak jelas di telapak tangan dan kaki.
  • stratum spinosum (stratum malphigi), atau disebut pickle cell layer. Lapisan ini terdiri atas beberapa lapis sel poligonal (sel duri) . Protoplasmanya jernih banyak mengandung glikogen, dan inti terletak ditengah. Julurannya disebut sebagai desmosom yang terdiri atas protoplasma dan tonofibril atau keratin. Lapisan ini juga mengandung sel Langerhans. Pada daerah lebih dalam, keratinosit aktif bermitosis. Pada bagian superfisial, keratinosit mengandung granula yang dibungkus membran, yang kedap terhadap air dan zat asing lainnya.
  • stratum basale (germinativum), terdiri atas sel berbentuk kubus, yang tersusun vertikal pada perbatasan dermo-epidermal berbaris seperti pagar. Lapisan ini juga mengandung melanosit dan sel merkel. Sel-sel basal ini aktif bermitosis dan berfungsi reproduktif.
  • Sel nonkeratinosit pada epidermis : melanosit, sel langerhans dan sel merkel. Melanosit berasal dari krista neuralis, mensintesis melanin (pigmen coklat tua). Sel langerhans mengandung granula Birbeck berbentuk dayung dan berfungsi sebagai antigen precenting cell (APC) pada respon imun. Sel Merkel berfungsi sebagai mekanoreseptor sensorik.
  • Lapisan dermis, berasal dari mesoderm dan terdiri dari jaringan ikat padat tidak beraturan yang mengandung serat kolagen tipe I dan jala-jala serat elastin yang tebal. Secara garis besar dibagi menjadi pars papilare dan pars retikulare. Pars papilare yaitu bagian yang menonjol ke epidermis, mengandung lengkung kapiler dan korpuskulum meissner yang berguna untuk reseptor raba halus. Pars retikulare yaitu bagian dibawahnya yang menonjol ke subkutan, terdiri atas serat kolagen padat dan elastin yang tebal, mengandung korpuskulum pacini yang merupakan reseptor tekan, dan bulbus akhir krause yang dulu diduga sebagai reseptor dingin, tetapi fungsinya tidak diketahui.
  • Lapisan hipodermis, merupakan lanjutan dermis yang terdiri dari jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak didalamnya. Sel lemak merupakan sel bulat besar dengan inti terdesak ke pinggir sitoplasma. Lapisan sel lemak disebut panikulus adiposa yang berfungsi sebagai cadangan makanan. Di lapisan ini terdapat ujung saraf tepi, pembuluh darah dan kelenjar getah bening. Untuk vaskularisasi kulit, diatur oleh pleksus superfisialis dan pleksus profunda.
Refferensi:
1. Djuanda, Adhi, Mochtar Hamzah, Siti Aisah. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. ED 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2002. P 3-4.
2. Gartner, Leslie P, James L Hiatt, Judy M Strum. Biologi sel dan histologi. Ed 6. Tanggerang Selatan: Binarupa Aksara. 2012. P 282-289.