Monday, September 24, 2018

Insulin : Sekresi dan Aktivitas Pada Sel Target (2)




By: Sari Eka Pratiwi, dr

Seperti yang telah dibahas pada artikel sebelumya, insulin merupakan hormon yang dihasilkan oleh sel beta pulau-pulau Langerhans pancreas yang berfungsi terutama pada metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Peran ini tentunya tidak lepas dari pengaturan genetik dan epigenetik serta lingkungan seperti gaya hidup, inflamasi terkait obesitas maupun peran nutrisi, yang mempengaruhi sintesis, sekresi, ikatan pada reseptor hingga aktivitas insulin pada sel targetnya. Pada artikel ini, kita akan membahas mengenai reseptor insulin, pengikatan insulin pada reseptornya hingga aktivitas insulin pada sel targetnya. 

Reseptor Insulin
Insulin merupakan hormon yang berikatan dengan reseptor membran untuk dapat mengaktifkan enzim-enzim yang bekerja melalui substrat reseptor-insulin dan mengaktifkan proses lainnya didalam sel target insulin. Reseptor insulin merupakan reseptor terkait enzim yang terdiri dari suatu kombinasi 4 buah subunit, yaitu dua subunit Alfa yang terletak di luar membran sel yang dihubungkan dengan ikatan sulfida, dan dua subunit Beta yang merupakan domain transmembrane dan menonjol kedalam sitosol. Kedua subunit ini (Alfa dan Beta) masing-masing dihubungkan oleh ikatan sulfida. Ketika insulin terikat dengan reseptor ekstrasel yaitu subunit alfa, maka subunit beta yang terhubung dengan subunit alfa ini akan mengalami proses autofosforilasi yang kemudian menginduksi aktivitas tirosin kinase, dan selanjutnya menimbulkan fosforilasi enzim intrasel lainnya termasuk didalamnya adalah substrat reseptor-insulin (IRS) yang mempengaruhi metabolisme glukosa, lemak dan protein. (Hall, 2016)
sumber: (Hall, 2016)

Jalur sinyal insulin
Insulin disekresikan ke dalam darah sebagai respon adanya peningkatan kadar glukosa darah yang ditangkap oleh GLUT 2 sel beta pankreas. Insulin kemudian berikatan dengan reseptor pada sel targetnya, dan menyebabkan terjadinya autofosforilasi pada domain intrasel reseptor insulin. Reseptor yang telah terfosforilasi ini kemudian memfosforilasi IRS (1-4) di residu tirosin sehingga terjadi pengikatan dengan domain homologi Src 2 berbagai protein yang secara langsung memperantai efek-efek insulin, protein ini adalah PI-3 Kinase (PI3K) dan growth factor receptor bound protein 2 (GRB2) (Murray et al., 2014).

Fosforilasi IRS 2 menyebabkan aktivasi PI3K melalui system sinyaling phosphatidyl inositol dan kemudian dihasilkan lipid-lipid inositol (PIP3) yang berperan sebagai second messenger dan mengaktifkan 3-phosphoinositide dependent protein kinase 1 (PDK1). Aktivasi PDK1 ini kemudian membentuk sinyal lain seperti : (1)atypical protein kinase C iota type (aPKC) yang berperan dalan translokasi GLUT 4 ke membran plasma, lipogenesis dan glikolisis; (2) protein kinase B (PKB/AKT) yang berperan dalam glikolisis, glikogenesis, transport GLUT 4 untuk meningkatkan ambilan glukosa ekstrasel, antilipolisis dalam mempertahankan homeostasis lipid, dan antiapoptosis; (3) jalur alternative mTOR yang berperan dalam sintesis protein (Murray et al., 2014; https://www.kegg.jp/kegg-bin/show_pathway?hsa04910).

Fosforilasi IRS-1 mengakibatkan tertambatnya GRB2/mSOS dan pengaktifan GTPase kecil, p21Ras dan memicu kaskade protein kinase, sehingga terjadi aktivasi isoform-isoform dari Raf-1, MEK, dan p24/p44 MAP Kinase. Protein-protein ini berperan penting dalam pengaturan proliferasi dan diferensiasi jenis sel tertentu (Murray et al., 2014). Jalur pensinyalan insulin dan aksinya pada sel target dapat dilihat pada gambar dibawah ini.


Kepustakaan:
Hall, J.E., 2016. Guyton dan Hall Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi Revisi Berwarna Ke-12, 12th ed. Elsevier Ltd, Singapore.
Murray, R.K., Bender, D.A., Kennelly, P.J., Rodwell, V.W., Weil, P.A., 2014. Biokimia Harper, Ed.29, Edi. ed. EGC, Jakarta.